Selasa, 27 September 2022

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

  

Cerita Praktik Baik (Best Practice)

Lokasi

SDN 2 KERTA, Banjar Pilan, Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar

Lingkup Pendidikan

SEKOLAH DASAR

Tujuan yang ingin dicapai

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

Penulis

I WAYAN WEDA GUSTANA P, S.Pd

Tanggal

26 AGUSTUS 2022

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

     

       Masalah yang melatar belakangi pelaksanaan PPL Aksi 1 saya adalah masalah hasil belajar siswa kelas III yang rendah. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang saya lakukan dengan rekan sejawat dan kepala sekolah ditemukan permasalahan pada hasil belajar siswa kelas III yang rendah, dibuktikan dengan hasil evaluasi setiap pembelajaran selalu menunjukkan nilai dibawah KKM.

       Karena penasaran, saya melakukan pengamatan langsung dan menemukan perilaku siswa kelas III sebagai berikut:

    1.    Banyak siswa yang tidak bersemangat selama proses pembelajaran, karena dalam pembelajaran kurang menggunakan media yang menarik. Guru hanya menggunakan buku paket sebagai media pembelajaran. Buku paket yang digunakan masih didominasi teks saja dan sangat tidak menarik jika disajikan untuk peserta didik.

   2.    Siswa hanya sekedar mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, karena jarang mendapat apresiasi dari guru. Motivasi siswa sangat rendah dalam mengerjakan tugas, karena penyajian materi tidak menarik dan guru jarang memeriksa hasil pekerjaan peserta didik.

   3.    Siswa tidak memperhatikan guru saat menerangkan materi di depan kelas, karena guru hanya terfokus membacakan materi di buku saja. Pembelajaran masih berpusat pada guru dan hampir tidak ada keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran.

   4.    Siswa jarang belajar berkelompok sehingga sikap kerjasama dan kemampuan komunikasi siswa belum berkembang dengan optimal.

   5.    Komunikasi dua arah jarang terjadi selama proses pembelajaran sehingga pembelajarannya menjadi kurang menarik. Guru jarang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat selama pembelajaran berlangsung.

   6.    Saat dilakukan penilaian dalam pembelajaran, sebagian besar siswa nilainya di bawah KKM. Hal ini disebabkan selama proses pembelajaran siswa belum memahami dan memaknai apa yang mereka pelajari, sehingga saat diberikan evaluasi banyak siswa yang tidak bisa menjawab dengan benar.

       Best practice ini diharapkan nantinya mampu menjadi solusi bagi rekan guru yang mengalami permasalahan-permasalahan serupa dengan yang dimuat dalam tulisan ini.

       Sebagai seorang guru, saya memiliki tanggung jawab untuk merencanakan, melaksakan dan mengevaluasi pembelajaran dengan lebih baik, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar, motivasi belajar, kepedulian dan komunikasi siswa. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran inovatif Problem Based Learning atau PBL.

 

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

 

       Tantangan yang dijumpai dalam upaya penyelesaian masalah tersebut adalah sebagai berikut:

  1.    Siswa kesulitan dalam mengembangkan kemampuan berfikir kritis, siswa kurang aktif dalam mengajukan pertanyaan dan kurang mampu menganalisis permasalahan yang diajukan dalam pembelajaran.

   2.    Kesulitan memilih permasalahan faktual yang relevan dengan materi dan model pembelajaran yang diterapkan.

   3.    Kesulitan menampilkan video pembelajaran berbasis internet karena sekolah belum memiliki akses internet.

   4.    Dalam penyusunan soal evaluasi berbasis HOTS, memerlukan pemahaman dan kreatifitas tinggi. Karena soal HOTS tersebut harus menyesuaikan dengan KKO dan juga memerlukan latihan dalam menyusun soalnya.

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

 

       Solusi yang saya tawarkan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah yaitu Problem Based Learning atau PBL.

       Saya menyadari bahwa memerlukan kreativitas guru yang tinggi dalam pengelolaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL ini. Oleh karena itu saya melakukan berbagai kajian literatur dan wawancara dengan rekan sejawat, kepsek, pengawas dan pakar pendidikan.

       Rangkuman hasil dari kajian literatur dan wawancara yang saya lakukan menunjukkan bahwa PBL cocok dan sesuai digunakan untuk menyelesaikan permasalahan hasil belajar siswa yang rendah tersebut. Karena PBL memiliki kelebihan seperti:

    1)    Pembelajaran berpusat pada siswa.

Dalam kegiatan pembelajaran siswa akan diajak untuk terlibat langsung dalam setiap tahap kegiatan, mulai dari orientasi benda-benda di sekitar siswa hingga menganalisis dan mengevaluasi masalah yang siswa jumpai tentang benda di sekitar.

    2)    Siswa akan mengkontruksi pengetahuannya sendiri.

Dalam kegiatan pembelajaran siswa akan diajak untuk melakukan penyelidikan tentang benda-benda di sekitar siswa secara berkelompok. Sehingga siswa akan mencari tahu sendiri jawaban dari rasa penasarannya menyebabkan siswa mampu mengkonstruksi sendiri pengetahuannya.

    3)    Pemebelajaran akan lebih bermakna.

Dalam pembelajaran tentang benda di sekitar menggunakan model pembelajaran PBL, siswa akan diajak untuk mengeksplorasi, berpetualang, menyajikan dan mengembangkan solusi dari permasalahan yang dijumpai. Sehingga akan ada banyak indera yang terlibat dalam kegiatan, hal ini menjadikan kegiatan yang dilakukan tersebut bisa tersimpan lebih lama dan kompleks di ingatan siswa.

 

 

    4)    Siswa akan terlatih untuk menyelesaikan masalah secara kolabolatif.

Dalam kegiatan pembelajaran tentang benda di sekitarku siswa akan diajak belajar berkelompok dan berkordinasi dalam kelompok untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang akan dijumpai. Sehingga siswa harus bekerjasama untuk memperoleh hasil yang baik.

    5)    Melatih kemampuan interaksi dengan teman sebaya.

Dalam pembelajaran tentang benda di sekitar menggunakan model pembelajaran PBL, siswa akan diajak belajar berkelompok. Dalam kelompok tersebut siswa dituntut untuk berdiskusi, mengemukakan pendapat dan menyampaikan hasil dalam kegiatan yang dilaksanakan.

       Karena mendapat dukungan penuh dari kepsek dan rekan sejawat, serta bimbingan dari dosen pembimbing dan guru pamong, saya mempersiapkan diri saya untuk terjun ke lapangan pada Aksi 1 ini dengan model pembelajaran PBL.

       Untuk memaksimalkan pembelajaran dengan PBL saya juga melakukan kegiatan berikut secara terstruktur dan sistematis:

   1.    Menyusun perangkat pembelajaran seperti RPP, LKPD, Instrumen Evaluasi, Bahan Ajar dan Media Pembelajaran yang baik, lengkap dan utuh untuk memaksimalkan pelaksaan aksi 1 saya di lapangan.

    2.    Melakukan berbagai kajian dalam menyusun soal yang berbasis HOTS secara bertahap.

   3.    Melaksanakan kegiatan pembelajaran dan melakukan evaluasi di akhir kegiatan.

   4.    Memotivasi diri sendiri untuk meningkatkan profesionalisme dalam pembelajaran sehingga hasil yang dicapai sesuai harapan.

 

Refleksi Hasil dan dampak:

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut 

 

       Setelah penerapan Aksi 1 ini, saya merasa senang dan puas, karena hasil belajar siswa meningkat dan semua siswa kelas III memperoleh nilai diatas KKM. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan PBL dalam pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar peserta didik. Selain itu, dijumpai hal positif lainnya seperti:

    1.    Siswa senang dalam mengikuti pembelajaran.

Banyak senyuman dan canda tawa yang siswa tunjukkan selama proses pembelajaran berlangsung.

 

  2.    Siswa berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran.

Saat guru memberikan umpan pertanyaan, siswa berlomba mengangkat tangan untuk menjawab. Siswa juga melakukan kegiatan secara aktif mulai dari presentasi hingga pengamatan di luar kelas.

   3.    Komunikasi berlangsung dengan baik selama proses pembelajaran.

a.    Komunikasi dua arah terjalin baik antara guru dan siswa selama proses pembelajaran, siswa aktif menjawab dan bertanya.

b.    Komunikasi antar siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Siswa sangat senang diajak untuk berkolaborasi dan bekerjasama dalam kelompok.

    4.    Pembelajaran lebih bermakna untuk peserta didik

Siswa melibatkan lebih banyak indera dalam pembelajaran, siswa diajak mengamati benda konkret dan juga dimantapkan dengan ditampilkannya video pembelajaran yang berkaitan dengan materi.

       Saya sadar, Aksi 1 ini tidak akan berjalan dengan lancar tanpa dukungan dari berbagai pihak. Berikut faktor pendukung keberhasilan kegiatan yang saya lakukan:

   1.    Mendapatkan dukungan dari rekan sejawat untuk melanjutkan kegiatan positif seperti ini di sekolah.

   2.    Mendapatkan dukungan dari kepsek dari segi waktu pelaksanaan dan penggunaan media Proyektor yang ada di sekolah.

   3.    Mendapatkan bimbingan dari dosen pembimbing dan guru pamong selama penyusunan perangkat hingga benar-benar matang saat diterapkan.

   4.    Diri sendiri yang mau berbenah dan terus belajar untuk menjadi yang lebih baik secara berkelanjutan.

       Pembelajaran yang saya peroleh selama melaksanakan aksi 1 ini adalah sebagai berikut:

   1.    Mampu menyusun perangkat pembelajaran yang baik dan benar untuk bisa diterapkan sesuai dengan permasalahan di lapangan.

   2.    Belajar mengedit video menggunakan VN yang gratis, legal dan tanpa watermark menggunakan HP.

   3.    Mampu memberikan yel dan instruksi-instruksi yang bisa memfokuskan perhatian siswa.

  4.    Motivasi diri meningkat karena mendapat dukungan positif dari lingkungan sekitar.